METODE ILMIAH
A.
HAKIKAT ILMU
PENGETAHUAN ALAM
A. Pengertian IPA
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam
atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains iniberasal dari bahasa
Latin yaitu scientia yang berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa Inggris,kata sains
berasal dari kata science yang berarti”pengetahuan”. IPA bisa disebut juga
dengan natural science.
IPA mempunyai beberapa pengertian
, yaitu :
Dalam kamus Fowler (1951),
natural science didefinisikan sebagai: “systematic and formulated knowledge
dealing with material phenomena and based mainly on observation and induction”
( yang diartikan bahwa ilmu pengetahuan alam didefinisikan sebagai: pengetahuan
yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang
bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi ).
Webster’s New Lollegiate
Dictionary (1981) menyatakan natural science knowledge concerned with the
physical world and its phenomena, yang artinya ilmu pengetahuan alam adalah
pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya.
Sedangkan dalam Purnel’s :
Concise Dictionary of Science (1983) tercantum definisi tentang IPA sebagai
berikut : “Science the broad field of human knowledge, acquired by systematic
observation and experiment, and explained by means of rules, laws, principles,
theories, and hypotheses”. Artinya ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan
manusia yang luas, yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang
sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum,
prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesa-hipotesa.
Sumber lain menyatakan bahwa
natural science didefinisikan sebagai a “piece of theoretical knowledge” atau
sejenis pengetahuan teoritis. IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal
dari fenomena alam.
Dapat disimpulkan dari pengertian diatas, bahwa pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Dan IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut.
Dapat disimpulkan dari pengertian diatas, bahwa pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Dan IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut.
Untuk memperjelas pengetahuan kita tentang hakekat IPA perlu
dikemukakan istilah-istilah ”fakta, konsep, prinsip, dan teori” sebagai
berikut:
1. Fakta dalam IPA adalah
pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa
yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Contohnya
fakta; Atom hidrogen mempunyai satu elektron.; markuri adalah planet terdekat dengan
matahari; dan air membeku pada suhu 00C.
2. Konsep IPA adalah suatu ide yang
mempersatukan fakta-fakta. Konsep merupakan penggabungan antara fakta-fakta
yang ada hubungannya satu sama lain. Contoh: semua zat tersusun atas
partikel-partikel; benda-benda hidup dipengaruhi oleh lingkungan; materi akan
berubah tingkat wujudnya bila menyerap atau melepaskan energi.;
3. Prinsip IPA adalah generalisasi tentang
hubungan antara konsep-konsp IPA. Contohnya: udara yang dipanaskan memuai,
adalah prinsip menghubungkan konsep udara, panas, pemuaian. Artinya udara akan
memuai jika udara tersebut dipanaskan;
4. Teori ilmiah merupakan karangka yang lebih
luas dari fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling
berhubungan. Teori bisa juga dikatakan sebagai model, atau gambar yang dibuat
oleh ilmuan untuk menjelaskan gejala alam. Contoh, teori meteorologi membantu
para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut dan awan terbentuk.
B. Pembagian Hakikat IPA
Didalam pembagian hakikat IPA
dibagi menjadi tiga, diantaranya :
1. IPA Sebagai Produk
IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil kegiatan dari para ahli saintis sejak berabad-abad, yang menghasilkan berupa fakta, data, konsep, prinsip, dan teori-teori. Jadi hasil yang berupa fakta yaitu dari kegiatan empiric (berdasarkan fakta), sedangkan data, konsep, prinsip dan teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan analitik.
Dalam hakikat IPA dikenal dengan istilah :
IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil kegiatan dari para ahli saintis sejak berabad-abad, yang menghasilkan berupa fakta, data, konsep, prinsip, dan teori-teori. Jadi hasil yang berupa fakta yaitu dari kegiatan empiric (berdasarkan fakta), sedangkan data, konsep, prinsip dan teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan analitik.
Dalam hakikat IPA dikenal dengan istilah :
• Fakta dalam IPA adalah
pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa
yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif atau bisa
disebut sesuatu yang dapat dibuktikan kebenarannya. Misal : Air membeku dalam
suhu 0⁰C. Iskandar
(1997: 3) menyatakan bahwa fakta adalah pernyataan-pernyataan tentang
benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang benar-benar
terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif.
Susanto (1991: 3) mengartikan
fakta sebagai ungkapan tentang sifat-sifat suatu benda, tempat, atau waktu
adanya atau terjadinya suatu benda atau kejadian.
• Konsep IPA adalah merupakan
penggabungan ide antara fakta-fakta yang ada hubungannya satu dengan yang
lainnya. Misal : Makhluk hidup dipengaruhi oleh lingkungannya.
• Prinsip IPA adalah generalisasi
( kesimpulan ) tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA. Prinsip bersifat
analitik dan dapat berubah bila observasi baru dilakukan, sebab prinsip
bersifat tentative ( belum pasti ). Misal : udara yang dipanaskan memuai,
adalah prinsip menghubungkan konsep udara, panas, pemuaian. Artinya udara akan
memuai jika udara tersebut dipanaskan.
• Hukum alam adalah prinsip –
prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat tentative, tetapi karena
mengalami pengujian – pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka hukum
alam bersifat lebih kekal. Misal : Hukum kekekalan energi.
• Teori ilmiah adalah merupakan
kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, data-data, konsep-konsep, dan
prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori ini dapat berubah jika ada
bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Misal : teori
meteorologi membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut dan
awan terbentuk.
2. IPA Sebagai Proses
IPA sebagai proses adalah
strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam menemukan berbagai
hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian
atau peristiwa-peristiwa alam. Jadi dalam prosesnya kita bisa berfikir dalam
memecahkan suatu masalah yang ada di lingkungan.
Melalui proses ini kita bisa mendapatkan temuan-temua ilmiah, dan perwujudannya berupa kegiatan ilmiah yang disebut penyelidikan ilmiah.
Melalui proses ini kita bisa mendapatkan temuan-temua ilmiah, dan perwujudannya berupa kegiatan ilmiah yang disebut penyelidikan ilmiah.
Iskandar (1997:5) mengartikan
keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan.
(Moejiono dan Dimyati, 1992:16)
Ditinjau dari tingkat kerumitan dalam penggunaannya, keterampilan proses IPA
dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu keterampilan: Proses Dasar (Basic Skills),
dan Keterampilan Proses Terintegrasi (Integrated Skills).
Didalam penyelidikan suatu ilmiah
terbagi menjadi tujuh tahapan, diantaranya :
1) Observasi/ pengamatan yaitu
kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan panca indra.
2) prediksi yaitu memperkirakan
apa yang akan terjadi berdasarkan kecenderungan atau pola hubungan yang
terdapat pada data yang telah diperoleh.
3) Interpretasi yaitu penafsiran
terhadap data-data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan.
4) Merencanakan dan melaksanakan
penelitian eksperiman. Tahap- tahap penelitian:
• Menetapkan masalah penelitian.
• Menetapkan hipotesis penelitian.
• Menetapkan alat dan bahan yang digunakan.
• Menetapkan langkah- langkah percobaan serta waktu yang dibutuhkan.
• Menetapkan masalah penelitian.
• Menetapkan hipotesis penelitian.
• Menetapkan alat dan bahan yang digunakan.
• Menetapkan langkah- langkah percobaan serta waktu yang dibutuhkan.
5) Mengendalikan variabel yaitu
mengukur variabel sehingga ada perbedaan pada akhir eksperimen karena pengaruh
variabel yang diteliti. Variabel terdiri atas tiga yaitu:
• Varibel bebas/ peubah yaitu factor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan.
• Variabel terikat yaitu factor yang dipengaruhi.
• Variabel control yaitu variabel yangdibuat tetap.
• Varibel bebas/ peubah yaitu factor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan.
• Variabel terikat yaitu factor yang dipengaruhi.
• Variabel control yaitu variabel yangdibuat tetap.
6) Hipotesis yaitu suatu
pernyataan berupa dugaan sementara tentang kenyataan-kenyataan yang ada di alam
melalui perkiraan.
7) Kesimpulan yaitu hasil akhir
dari proses pengamatan.
3. IPA Sebagai Sikap Ilmiah
Maksudnya adalah dalam proses IPA
mengandung cara kerja, sikap, dan cara berfikir. Dan dalam memecahkan masalah
atau persoalan, seorang ilmuan berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkin
usaha mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ini dinamakan sikap ilmiah.
Menurut Wynne Harlei dan Heudro
Darmojo, sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak SD yaitu:
a. Sikap ingin tahu
b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru
c. Sikap kerja sama
d. Sikap tidak putus asa
e. Sikap tidak berprasangka
f. Sikap mawas diri
g. Sikap bertanggung jawab
h. Sikap berpikir bebas
i. Sikap kedisiplinan diri
Sikap ilmiah lain yang muncul dari hasil pengamatan/ obsevasi:
a. Jujur
b. Teliti
c. Cermat
Dan pengertian dari para ahli lain, seperti :
a. Carin dan Sund (1989)
b. Connor (1990)
c. Mechling dan Oliver (1983)
d. Holt (1991)
a. Sikap ingin tahu
b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru
c. Sikap kerja sama
d. Sikap tidak putus asa
e. Sikap tidak berprasangka
f. Sikap mawas diri
g. Sikap bertanggung jawab
h. Sikap berpikir bebas
i. Sikap kedisiplinan diri
Sikap ilmiah lain yang muncul dari hasil pengamatan/ obsevasi:
a. Jujur
b. Teliti
c. Cermat
Dan pengertian dari para ahli lain, seperti :
a. Carin dan Sund (1989)
b. Connor (1990)
c. Mechling dan Oliver (1983)
d. Holt (1991)
Konkret
artinya Ilmu Pengetahuan Alam memiliki objek kajian berupa benda-benda atau gejala-gejala alam yang nyata dan dapat di tangkap oleh panca indra. Contoh : tumbuhan,hujan, dan benda langit.
Logis
Artinya IPA dikembangkan berdasarkan cara berpikir yang logis. Cara berpikir logis aritnya cara berpikir dengan menggunakan logika.Kesimpulan yang diambil berdasarkan logika-logika tertentu, baik secara induktif dan deduktif.
Objektif
Hasil dari Kajian IPA harus sesuai dengan fakta dan bukti kebenaran ilmiah secara apa adanya tanpa ditambahi ataupun ditutupi dengan motos dan penasaran.
Empiris
IPA / Sains dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris, yaitu suatu pengalaman konkret yang dapat dirasakan oleh semua orang dan dapat dibuktikan secara ilmiah.
Sistematis
Hasil Kajian IPA, baikhasil penelitianatau kajian ilmiah, didasarkan pada langkah-langkah yang sistematis dan berurutan.
Teori Berlaku Untuk Umum
Begitu Banyak Teori sains yang lahir dari ilmuwan yang mengkaji gejala-gejala alam. Teori-teori itu berlaku umu dan dapat diketahui oleh orang lain tanpa batas.
artinya Ilmu Pengetahuan Alam memiliki objek kajian berupa benda-benda atau gejala-gejala alam yang nyata dan dapat di tangkap oleh panca indra. Contoh : tumbuhan,hujan, dan benda langit.
Logis
Artinya IPA dikembangkan berdasarkan cara berpikir yang logis. Cara berpikir logis aritnya cara berpikir dengan menggunakan logika.Kesimpulan yang diambil berdasarkan logika-logika tertentu, baik secara induktif dan deduktif.
Objektif
Hasil dari Kajian IPA harus sesuai dengan fakta dan bukti kebenaran ilmiah secara apa adanya tanpa ditambahi ataupun ditutupi dengan motos dan penasaran.
Empiris
IPA / Sains dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris, yaitu suatu pengalaman konkret yang dapat dirasakan oleh semua orang dan dapat dibuktikan secara ilmiah.
Sistematis
Hasil Kajian IPA, baikhasil penelitianatau kajian ilmiah, didasarkan pada langkah-langkah yang sistematis dan berurutan.
Teori Berlaku Untuk Umum
Begitu Banyak Teori sains yang lahir dari ilmuwan yang mengkaji gejala-gejala alam. Teori-teori itu berlaku umu dan dapat diketahui oleh orang lain tanpa batas.
Ciri – ciri Ilmu Pengetahuan Alam
1. Memiliki Objek Kajian berupa
benda-benda konkret
Benda-benda konkret adalah benda-benda yang dapat ditangkap oleh indra kita. Seadainya indra kita tidak dapat menagkapnya, maka dibantu oleh alat-alat yang mampu menangkap bendanya.
Objek kajian IPA dibedakan menjadi 3, yaitu objek kajian fisika yaitu benda-benda alam termasuk benda-benda angkasa. Objek kajian kimia yaitu zat0zat kimia yang meliputi sifat dan reaksi-reaksinya. Dan objek kajian biologi yaitu makhluk hidup yang berkaitan dengan struktur dan fungsinya.
2. Dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris
IPA dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris (nyata) sesuai dengan apa yang dirasakan setiap orang.
3. Memiliki langkah-lagkah sistematis
4. Menggunakan cara berpikir logis
Maksudnya berpikir dengan menggunakan logika. Kesimpulan ditarik berdasarkan logika-logika tersebut baik secara deduktif maupun induktif.
Berpikir deduktif yaitu berpikir dengan menarik kesimpulan yang bersifat umum menjadi khusus.
Contohnya : semua makhluk hidup memerlukan oksigen untuk bernafas. Tumbuhan adalah makhluk hidup. Jadi tumbuhan memerlukan oksigen untuk bernafas.
Berpikir induktif yaitu berpikir dengan menarik kesimpulan yang bersifat khusus menjadi umum.
Contohnya : anjing mati, kucing mati, tumbuhan mati, manusia mati. Anjing, kucing, tumbuhan, dan manusia adalah makhluk hidup. Jadi kesimpulannya semua makhluk hidup akan mati
5. Hasilnya Objektif
IPA tidak memihak kepada siapa pun. Selain memihak kepada kebenaran ilmiah
6. Hasilnya berupa hukum-hukum yang berlaku umum
Maksudnya adalah dimana pun diberlakukan (secara universal)
Benda-benda konkret adalah benda-benda yang dapat ditangkap oleh indra kita. Seadainya indra kita tidak dapat menagkapnya, maka dibantu oleh alat-alat yang mampu menangkap bendanya.
Objek kajian IPA dibedakan menjadi 3, yaitu objek kajian fisika yaitu benda-benda alam termasuk benda-benda angkasa. Objek kajian kimia yaitu zat0zat kimia yang meliputi sifat dan reaksi-reaksinya. Dan objek kajian biologi yaitu makhluk hidup yang berkaitan dengan struktur dan fungsinya.
2. Dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris
IPA dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris (nyata) sesuai dengan apa yang dirasakan setiap orang.
3. Memiliki langkah-lagkah sistematis
4. Menggunakan cara berpikir logis
Maksudnya berpikir dengan menggunakan logika. Kesimpulan ditarik berdasarkan logika-logika tersebut baik secara deduktif maupun induktif.
Berpikir deduktif yaitu berpikir dengan menarik kesimpulan yang bersifat umum menjadi khusus.
Contohnya : semua makhluk hidup memerlukan oksigen untuk bernafas. Tumbuhan adalah makhluk hidup. Jadi tumbuhan memerlukan oksigen untuk bernafas.
Berpikir induktif yaitu berpikir dengan menarik kesimpulan yang bersifat khusus menjadi umum.
Contohnya : anjing mati, kucing mati, tumbuhan mati, manusia mati. Anjing, kucing, tumbuhan, dan manusia adalah makhluk hidup. Jadi kesimpulannya semua makhluk hidup akan mati
5. Hasilnya Objektif
IPA tidak memihak kepada siapa pun. Selain memihak kepada kebenaran ilmiah
6. Hasilnya berupa hukum-hukum yang berlaku umum
Maksudnya adalah dimana pun diberlakukan (secara universal)
B. KETERAMPILAN PROSES SAINS
1) Melakukan observasi
Observasi adalah penggunaan indera-indera seseorang. Seorang mengamati dengan penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, dan pembauan. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat pengamatan adalah: (a) penggunaan indera-indera tidak hanya penglihatan; (b) pengorganisasian obyek-obyek menurut satu sifat tertentu; (c)pengidentifikasian banyak sifat; (d) pengidentifikasian perubahan-perubahan dalam suatu obyek; (e) melakukan pengamatan kuantitatif, contohnya: “5 kilogram” bukan “massa” (f)melakukan pengamatan kualitatif, contohnya: “baunya seperti susu asam” bukan “berbau”.
Pengamatan yang dilakukan hanya dengan menggunakan indera tanpa mengacu kepada satuan pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu kepada satuan pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kuantitatif. Besaran yang diperoleh dari mencacah termasuk pengamatan kuantitaif.
Pengamatan kualitatif didefenisikan sebagai pengamatan yang dilakukan dengan beberapa atau seluruh indera, yaitu dengan mendeskripsikan apa yang dilihat, apa yang dirasa, apa yang dibau, apa yang didengar, apa yang dicicipi dari obyek yang diamati.
Pengamatan yang hanya menggunakan satu indera tidak dapat memberikan deskripsi yang lengkap tentang obyek yang diamati. Carin (1993) mengemukakan bahwa terdapat tujuh komponen untuk melakukan
pengamatan ilmiah yang baik, yaitu:
Observasi adalah penggunaan indera-indera seseorang. Seorang mengamati dengan penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, dan pembauan. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat pengamatan adalah: (a) penggunaan indera-indera tidak hanya penglihatan; (b) pengorganisasian obyek-obyek menurut satu sifat tertentu; (c)pengidentifikasian banyak sifat; (d) pengidentifikasian perubahan-perubahan dalam suatu obyek; (e) melakukan pengamatan kuantitatif, contohnya: “5 kilogram” bukan “massa” (f)melakukan pengamatan kualitatif, contohnya: “baunya seperti susu asam” bukan “berbau”.
Pengamatan yang dilakukan hanya dengan menggunakan indera tanpa mengacu kepada satuan pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu kepada satuan pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kuantitatif. Besaran yang diperoleh dari mencacah termasuk pengamatan kuantitaif.
Pengamatan kualitatif didefenisikan sebagai pengamatan yang dilakukan dengan beberapa atau seluruh indera, yaitu dengan mendeskripsikan apa yang dilihat, apa yang dirasa, apa yang dibau, apa yang didengar, apa yang dicicipi dari obyek yang diamati.
Pengamatan yang hanya menggunakan satu indera tidak dapat memberikan deskripsi yang lengkap tentang obyek yang diamati. Carin (1993) mengemukakan bahwa terdapat tujuh komponen untuk melakukan
pengamatan ilmiah yang baik, yaitu:
1.
Rencana (plan). Buatlah
rencana untuk penuntun pengamatan supaya tidak terlewati hal-hal yang penting
atau supaya tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu.
2.
Indera (Senses).
Pergunakanlah semua indera yang tepat kalau perlu memakai alat untuk membantu
indera dalam mengumpulkan informasi yang jelas.
3.
Pertanyaan (Question).
Tetaplah mepunyai rasa ingin tahu selama mengamati, waspadalah terhadap
perbedaan-perbedaan dan pertanyakanlah segala sesuatu untuk mendapatkan
informasi baru dan pengamatan baru.
4.
Pengukuran (Measurement). Buatlah
pengukuran-pengukuran variabel yang penting untuk melengkapi pengamatan
kualitatif.
5.
Persamaan dan perbedaan
(Similarities and Differences). Identifikasikanlah persamaan dan perbedaan
antara obyek pengamatan dengan obyek-obyek lain yang dapat dibandingkan.
6.
Perubahan (Changes).
Amati perubahan-perubahan alami yang terjadi pada obyek atau sistem yang sedang
diteliti. Bila perlu buatlah perubahan-perubahan dan amati perubahan yang
terjadi sebagai akibat.
7.
Komunikasi
(Communication). Laporkan hasil pengamatan anda dengan jells mempergunakan
uraian, diagram-diagram, gambar-gambar dan metode-metode lain yang tepat.
2) Menafsirkan
Menafsirkan hasil pengamatan ialah
menarik kesimpulan tentatif dari data yang dicatatnya. Hasil-hasil
pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan. Karena itu, dari
mengamati langsung, lalu mencatat setiap pengamatan secara terpisah, kemudian
menghubung-hubungkan hasil-hasil pengamatan itu. Selanjutnya siswa mencoba
menemukan pola dalam suatu seri pegamatan, dan akhirnya membuat kesimpulan.
3) Memprediksi
Memprediksi adalah pengajuan hasil-hasil yang mungkin dihasilkan dari suatu percobaan. Ramalan-ramalan didasarkan pada pengamatan-pengamatan dan inferensi-inferensi sebelumnya. Ramalan merupakan suatu pernyataan tentang pengamatan apa yang mungkin dijumpai di masa yang akan datang, sedangkan inferensi berupaya untuk memberikan alasan tentang mengapa suatu pengamatan terjadi. Beberapa perilaku yang
dikerjakan siswa adalah: (a) penggunaan data dan pengamatan yang sesuai; (b) penafsiran generalisasi tentang pola-pola; (c) pengujian kebenaran dari ramalan-ramalan yang sesuai.
Memprediksi adalah pengajuan hasil-hasil yang mungkin dihasilkan dari suatu percobaan. Ramalan-ramalan didasarkan pada pengamatan-pengamatan dan inferensi-inferensi sebelumnya. Ramalan merupakan suatu pernyataan tentang pengamatan apa yang mungkin dijumpai di masa yang akan datang, sedangkan inferensi berupaya untuk memberikan alasan tentang mengapa suatu pengamatan terjadi. Beberapa perilaku yang
dikerjakan siswa adalah: (a) penggunaan data dan pengamatan yang sesuai; (b) penafsiran generalisasi tentang pola-pola; (c) pengujian kebenaran dari ramalan-ramalan yang sesuai.
4) Mengidentifikasi Variabel
Variabel adalah suatu besaran yang dapat bervariasi atau berubah pada suatu situasi tertentu. Dalam penelitian ilmiah terdapat 3 (tiga) macam variabel yang penting, yaitu variabel manipulasi, variabel respon, dan variabel kontrol. Variabel yang secara sengaja diubah disebut variabel manipulasi. Variabel yang berubah sebagai akibat pemanipulasian variabel manipulasi disebut variabel respon. Andaikan kamu telah melakukan percobaan yang menghasilkan kesimpulan bahwa “Apabila banyak lampu dihubungkan seri ditambah, maka nyala lampu menjadi semakin redup.” variabel-variabel yang kamu teliti dalam percobaan itu adalah banyak lampu dan nyala lampu. Pada percobaan itu kamu sengaja telah mengubah banyak lampu, yaitu mula-mula hanya ada satu lampu kemudian ditambahkan satu lampu lagi secara seri dengan lampu pertama. Oleh karena itu banyak lampu merupakan variabel manipulasi. Variabel lain, yaitu nyala lampu merupakan variabel respon, karena nyala lampu berubah akibat pemanipulasian variabel manipulasi. Di samping variabel manipulasi, terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil suatu percobaan atau eksperimen. Dalam suatu eksperimen, kita ingin dapat mengatakan bahwa variabel manipulasi adalah satu-satunya variabel yang berpengaruh terhadap variabel respon. Oleh karena itu, harus yakin bahwa faktor lain yang dapat memiliki suatu pengaruh dicegah untuk memberikan pengaruh. Variabel yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi dijaga agar tidak memberikan pengaruh disebut variabel kontrol. Eksperimen yang dilakukan dengan pengontrolan variabel seperti itu dapat disebut prosedur eksperimen yang benar. Jadi mengontrol variabel berarti memastikan bahwa segala sesuatu dalam suatu percobaan adalah tetap sama kecuali satu faktor. Misalkan pada saat melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis “Apabila banyak lampu dihubungkan seri ditambah, maka nyala lampu menjadi semakin redup.” Kamu mula-mula membuat rangkaian sederhana satu baterai yang dibebani satu lampu, ternyata menyala terang. Kemudian kamu menambah satu lampu lagi secara seri dengan pertama, ternyata lampu menjadi redup. Pada saat kamu menambah satu lampu tersebut, kamu tidak mengubah empat variabel, yaitu jenis baterai, jenis kabel-kabel penghubung, jenis soket baterai, dan jenis soket lampu. Dalam percobaan ini kamu telah menjaga empat variabel itu agar tidak mempengaruhi hasil percobaan tersebut. Empat variabel kontrol itu disebut variabel kontrol. Dengan demikian kamu dapat mengatakan bahwa satu-satunya variabel yang berpengaruh terhadap redupnya nyala lampu itu (variabel respon) karena ada tambahan satu lampu secar seri (variabel manipulasi). Beberapa perilaku siswa dalam mengontrol variabel adalah: (a) pengidentifikasian variabel yang mempengaruhi hasil; (b) pengidentifikasian variabel yang diubah dalam percobaan; (c) pengidentifikasian variabel yang dikontrol dalam suatu percobaan.
Variabel adalah suatu besaran yang dapat bervariasi atau berubah pada suatu situasi tertentu. Dalam penelitian ilmiah terdapat 3 (tiga) macam variabel yang penting, yaitu variabel manipulasi, variabel respon, dan variabel kontrol. Variabel yang secara sengaja diubah disebut variabel manipulasi. Variabel yang berubah sebagai akibat pemanipulasian variabel manipulasi disebut variabel respon. Andaikan kamu telah melakukan percobaan yang menghasilkan kesimpulan bahwa “Apabila banyak lampu dihubungkan seri ditambah, maka nyala lampu menjadi semakin redup.” variabel-variabel yang kamu teliti dalam percobaan itu adalah banyak lampu dan nyala lampu. Pada percobaan itu kamu sengaja telah mengubah banyak lampu, yaitu mula-mula hanya ada satu lampu kemudian ditambahkan satu lampu lagi secara seri dengan lampu pertama. Oleh karena itu banyak lampu merupakan variabel manipulasi. Variabel lain, yaitu nyala lampu merupakan variabel respon, karena nyala lampu berubah akibat pemanipulasian variabel manipulasi. Di samping variabel manipulasi, terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil suatu percobaan atau eksperimen. Dalam suatu eksperimen, kita ingin dapat mengatakan bahwa variabel manipulasi adalah satu-satunya variabel yang berpengaruh terhadap variabel respon. Oleh karena itu, harus yakin bahwa faktor lain yang dapat memiliki suatu pengaruh dicegah untuk memberikan pengaruh. Variabel yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi dijaga agar tidak memberikan pengaruh disebut variabel kontrol. Eksperimen yang dilakukan dengan pengontrolan variabel seperti itu dapat disebut prosedur eksperimen yang benar. Jadi mengontrol variabel berarti memastikan bahwa segala sesuatu dalam suatu percobaan adalah tetap sama kecuali satu faktor. Misalkan pada saat melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis “Apabila banyak lampu dihubungkan seri ditambah, maka nyala lampu menjadi semakin redup.” Kamu mula-mula membuat rangkaian sederhana satu baterai yang dibebani satu lampu, ternyata menyala terang. Kemudian kamu menambah satu lampu lagi secara seri dengan pertama, ternyata lampu menjadi redup. Pada saat kamu menambah satu lampu tersebut, kamu tidak mengubah empat variabel, yaitu jenis baterai, jenis kabel-kabel penghubung, jenis soket baterai, dan jenis soket lampu. Dalam percobaan ini kamu telah menjaga empat variabel itu agar tidak mempengaruhi hasil percobaan tersebut. Empat variabel kontrol itu disebut variabel kontrol. Dengan demikian kamu dapat mengatakan bahwa satu-satunya variabel yang berpengaruh terhadap redupnya nyala lampu itu (variabel respon) karena ada tambahan satu lampu secar seri (variabel manipulasi). Beberapa perilaku siswa dalam mengontrol variabel adalah: (a) pengidentifikasian variabel yang mempengaruhi hasil; (b) pengidentifikasian variabel yang diubah dalam percobaan; (c) pengidentifikasian variabel yang dikontrol dalam suatu percobaan.
5)
Mengkomunikasikan Hasil
Keterampilan ini meliputi
keterampilan membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil percobaan.
Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram juga termasuk
berkomunikasi. Menurut Firman (2000), keterampilan berkomunikasi adalah
keterampilan menyampaikan gagasan atau hasil penemuannya kepada orang lain.
C. METODE ILMIAH
- Menyusun rumusan Masalah
Langkah pertama dalam melakukan
penyelidikan atau penelitian adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan.
Masalah harus dirumuskan secara jelas. Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam
merumuskan masalah, yaitu:
a. Masalah menyatakan adanya keterkaitan antara beberapa
variabel atau lebih. Hubungan itu dapat berupa pengaruh, perbedaan, atau
perbandingan antar variabel, baik variabel manipulasi, variabel respon, ataupun
variabel kontrol.
b. Masalah tersebut merupakan masalah yang dapat di uji dan
dapat dipecahkan
c. Masalah disusun dalam bentuk pertanyaan yang singkat,
padatdan jelas. Pertanyaan dibuat dengan diawali oleh kata tanya dan diakhiri
dengan tanda tanya.
Contoh : Seseorang menemukan masalah ketika dia melihat
beberapa tanaman yang terletak dekat kandang kambing dan kerbau terlihat lebih
subur dibandingkan beberapa tanaman yang jauh dari kandang tersebut. Timbullah
pertanyaan dalam hatinya, sehingga terciptalah suatu rumusan masalah : Apakah
kotoran hewan berpengaruh terhadap pertumbuhan suatu tanaman ?
- Menyusun Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan penjelasan
sementara dari gejala atau masalah dan objek yang akan diteliti. Seorang
peneliti (ilmuwan) harus mengetahui teori-teori yang berhubungan dengan objek
tersebut. Teori mengenai objek yang akan diteliti dapat diperoleh melalui
referensi maupun sumber bacaan, seperti buku, majalah ilmiah, buletin ilmiah,
atau hasil penelitian terdahulu.
·
Merumuskan
hipotesis
Hipotesis
adalah dugaan sementara yang disusun berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh
pada kegiatan observasi atau studi pustaka. Dari data yang diperoleh,
disusunlah hipotesis atau dugaan, misalnya : "Ada hubungan antara kotoran
hewan dengan pertumbuhan tanaman".
Pada
langkah selanjutnya hipotesis ini akan diuji kebenarannya. Apabila pada
percobaan hasilnya mendukung hipotesis, maka hipotesis diterima. Sebaliknya,
apabila hasil tidak mendukung hipotesis, maka hipotesis ditolak.
Dari data-data yang dikumpulkan,
dapat disusun suatu hipotesis. Hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap masalah dan fakta berdasarkan teori dan fakta yang ada.
Dalam penelitian, terdapat dua jenis hipotesis, yaitu :
a.
Hipotesis
nol (Ho)
Hipotesis nol (Ho) adalah
dugaan yang mengatakan tidak ada pengaruh. Contoh hipotesis nol adalah seperti jenis pohon tidak terpengaruh terhadap warna
kupu-kupu yang dihasilkan.
b.
Hipotesis
alternatif (Ha)
Hipotesis alternatif
(Ha) adalah dugaan yang mengatakan ada pengaruh. Contoh hipotesis
alternatif adalah seperti jenis pohon
tempat hidup kepompong berpengaruh terhadap warna kupu-kupu yang dihasilkan.
·
Melakukan
eksperimen
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dibuat, langkah
selanjutnya adalah melakukan eksperimen. Eksperimen atau percobaan yang
dilakukan akan menghasilkan data yang nantinya dapat diolah dan dianalisis.
Dari hasil pengolahan data tersebut, dapat diketahui apakah hipotesis yang
dibuat sesuai dengan hasil eksperimen atau tidak
·
Mengolah dan menganalis data
Data yang diambil pada saat penelitian harus diolah dan dianalisis. Data dibuat sederhana untuk melihat keterkaitan antarvariabel. Data dikelompokan sesuai desuai dengan sifat dan jenisnya. Data dapat diolah dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram. Setelah itu dianalisis dan dibahas serta disesuaikan dengan kerangka teori yang tekah dibuat untuk mencari kebenaran tentang hipotesis yang telah didapat sesuai dengan data eksperimen atau tidak.
Data yang diambil pada saat penelitian harus diolah dan dianalisis. Data dibuat sederhana untuk melihat keterkaitan antarvariabel. Data dikelompokan sesuai desuai dengan sifat dan jenisnya. Data dapat diolah dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram. Setelah itu dianalisis dan dibahas serta disesuaikan dengan kerangka teori yang tekah dibuat untuk mencari kebenaran tentang hipotesis yang telah didapat sesuai dengan data eksperimen atau tidak.
·
Menarik kesimpulan
Kesimpulan didapat dari data eksperimen. Ada dua kemungkinan kesimpulan, yaitu hipotesis diterima atau hipotesis ditolak. Hipotesis diterima jika hasil eksperimen sesuai dengan hipotesis, yaitu ada keterkaitan avtarvariabel. Hipotesis ditolak jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis dan tidak ada keterkaitan antar variabel.
Kesimpulan didapat dari data eksperimen. Ada dua kemungkinan kesimpulan, yaitu hipotesis diterima atau hipotesis ditolak. Hipotesis diterima jika hasil eksperimen sesuai dengan hipotesis, yaitu ada keterkaitan avtarvariabel. Hipotesis ditolak jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis dan tidak ada keterkaitan antar variabel.
·
Mempublikasikan hasil
Mempublikasdikan hasil adalah menginformasikan kepada orang lain dari eksperimen yang telah dilakukan, agar orang lain mengetahui atau dapat menguji cobakan kembali. Mempublikasikan hasil dapat dilakukan dengan menyusun laporan hasil penelitian (laporan ilmiah), menerbitkan dalam bentuk jurnal penelitian.
Mempublikasdikan hasil adalah menginformasikan kepada orang lain dari eksperimen yang telah dilakukan, agar orang lain mengetahui atau dapat menguji cobakan kembali. Mempublikasikan hasil dapat dilakukan dengan menyusun laporan hasil penelitian (laporan ilmiah), menerbitkan dalam bentuk jurnal penelitian.
No comments:
Post a Comment