Apalah arti sebuah TULISAN, yang penting PENILAIAN..
Like dan Review cerpen ini..
Open Request untuk cerpen selanjutnya
>>
BESIDE YOU
Di pagi hariku, semuanya terasa baru, terasa lebih indah dan juga
nyaman. Ku buka mata perlahan, ku sesapi aroma yang selama ini membuatku hampir
gila. Bukan aroma menu sarapan maupun segelas susu coklat panas, melainkan
sesuatu seperti lipstik yang begitu “mewah”. Terbaring disampingku bagaikan
malaikat kehilangan sayapnya. Ku amati setiap detilnya hingga memenuhi mataku.
Pikirankupun teringat pada hal yang telah terjadi semalam. Ya, begitu “indah”,
pikirku.
Hari ini sepertinya matahari masih malu ‘tuk keluar dari tempatnya.
Perlahan aku turun dari ranjang yang belum pernah kutiduri kecuali semalam,
berjalan perlahan dengan pakaian seadanya; hanya tenktop maroon dan hot pants hitam
yang untungnya masih melekat di tubuh ini.
Kemudian ku buka tirai jendela, membiarkan sinar matahari masuk kamar
yang masih gelap ini. Kunikmati hangat pancaran sinarnya seraya tersenyum dan
berkata “indanya cuaca hari ini”.
Karna terbuai akan kehangatannya, tak kuperhatikan ternyata ada
sepasang tangan dengan gelang perak disebelah kiri telah menyusup diantara
pinggangku dan mengaitkannya disana. Kusesapi lagi aromanya, siapa lagi kalau
bukan orang yang memelukku semalam.
“ udah bangun?” tanyaku sambil melirik sedikit
kearahnya.
“ hhmmm” sembari menyenderkan dagunya di pundak
kiriku dengan
mata
masih setengah terpejam dan tersenyum kecil.
Pelukannya begitu erat. Dadanya yang bidang menghangatkan bagian
belakang tubuhku. Dengan posisi masih membelakanginya, kuusap wajahnya dengan
tangan kiriku.
“ Nad ?
“ hhmm...
“ Aku senang
“ kenapa ?
“ karena saat aku bangun, kamu ada tepat
didepanku. Tanpa jarak
yang
selama ini menghalangi hasratku ‘tuk memeluk mu.”
“ kalau begitu lampiaskanlah semua yang
menahanmu”.
Perlahan ku berbalik menghadap dirinya, menatap jauh kedalam matanya,
mata yang selama ini telah menghipnotisku. Fokusku terkadang berpindah ke
bibirnya yang seperti cherry itu, bahkan itulah bagian yang sering aku
perhatikan saat masih memendam rasa padanya.
Kemudian ia belai rambut diwajahku. Ia tersenyum tipis namun hangat. Ditariknya
wajahku dan didekatkan ke bibirnya. Kunikmati setiap bagiannya, ku kecap rasa
dari bibir indahnya. Semanis rasa rokok yang memberikan rasa dibibir itu. Begitu
lama kami melakukannya karena merasa tak ada lagi yang bisa menghentikan kami.
Tanganku menggantung di lehernya menikmati permainan yang ada. Sedangkan
tangannya menjelajahi seluruh bagian indah tubuhku.
Setelah 2 menit, kamipun terhenti dan akupun berakhir di pelukannya. Dikecupnya
keningku dan rambutku yang tergerai di dadanya.
“Don’t hide anymore. Stay with me, please!”
“Allahu akbar, Allahu akbar”
lirih suara adzan diseberang sana.
Astaga, mimpi ternyata. Bahkan terlalu nyata untuk disebut mimpi.
Bagaimana bisa? Ahh, dasar Jones, disaat ekspektasi memenuhi dunia kami dan
realita tak berharap kami ada untuk cinta.
Shalat subuh. Bersih-bersih; nyuci, mandi, sarapan; hari yang cukup normal
bukan. Sangat sedikit kejutan, terutama kejutan yang indah.
Kelas pagi memang sedikit melelahkan dan membosankan. Bukankah otak manusia
butuh setidaknya ice-breaking ataupun intermezzo?
Kebanyakan dosen hanya memberi kami kuliah sesuai jurusan kami. Ilmu
pengetahuan dan hafalan. Bahkan aku yakin, mereka tidak tahu apa gunanya itu
semua dikehidupan sekarang dan yang akan datang. Disaat terjebak oleh Dosen, kuambil headsetku
lalu kugulirkan tombol ke lagu ‘Not With Me’.
“You make me so alive. You give the best for me, love and fantasy. And
I never feel so lonely ‘cause you always here with me. Always here with me.”
Itulah lagu tempatku kembali. Bukti cintaku. Betapa aku menganggapnya
bukan hanya sebagai pelampiasan nafsu semata, tapi sebagai seseorang yang
selalu aku rindukan disetiap detik, selalu aku pikirkan disetiap saat, selalu
aku temani disetiap waktu dan aku akan selalu disampingnya saat ada hal kecil
yang ia butuhkan dimana saja.
Menyuapinya kue ulang tahunku, meminjamkannya jaket saat ia kedinginan,
memberinya pena untuk menulis, membelikannya minum karena cuaca hari itu panas,
membawakan tasnya bahkan berbagi donat yang sudah kugigit sisinya agar dia bisa
sarapan. Hal-hal semacam itulah yang terus aku jaga hingga saat nanti, sampai kelak
ada seseorang yang bisa memberimu hal yang lebih besar dan lebih banyak lagi.
Sampai aku ingat bagian yang hilang,
“Aku tidak
bersembunyi. Aku hanya takut bukan dirimu yang aku lihat saat aku keluar, tapi
orang lain. Orang yang nantinya akan membuatku menyesal karena telah
mencintaimu.
Aku tidak bersembunyi.
Aku ada tepat dibelakangmu. Saat apa yang ada didepanmu begitu menakutkan, kau
tidak perlu berjalan mundur. Berbaliklah dan aku akan berdiri disampingmu.
Aku tidak bersembunyi.
Aku hanya ingin melihatmu bebas. Bebas melakukan apa yang ingin kau lakukan.
Bebas menentukan pilihanmu dan begitu
juga dengan diriku.”
Aku tidak akan
bersembunyi, karena semua orang perlu tahu bahwa :
“Aku Mencintaimu”
diapun tersenyum dan pelukannya semakin erat.
**Tamat**
No comments:
Post a Comment