Sunday, 15 May 2016

MAKALAH "Organisasi Pergerakan Nasional" Lengkap

MACAM-MACAM GERAKAN KEBANGSAAN di INDONESIA



Boedi Oetomo




Berdiri atas Prakarsa Mas Ngabehi Wahidin Soedirohoesodo. Tujuanya adalah meningkatkan kualitas bangsa melalui kegiatan pengajaran . tanggal 20 Mei merupakan hari lahir Boedi Oetomo diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasiona



      Ada beberapa kendala yang dihadapi Boedi Oetomo,. Pertama, pembatasan keanggotaan Boedi Oetomo hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura. Kedua, Boedi Oetomo tidak mencampuri urusan politik. Pada tahun 1906 Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo, merintis mengadakan kampanye menghimpun dana pelajar (Studie Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa. Upaya dr. Wahidin ini bertujuan untuk meningkatkan martabat rakyat dan membantu para pelajar yang kekurangan dana. Dari kampanye tersebut akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri organisasi Budi Utomo dengan ketuanya Dr. Sutomo.Organisasi Budi Utomo artinya usaha mulia.Pada mulanya Budi Utomo bukanlah sebuah partai politik.Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi Hindia Belanda. Hal ini terlihat dari tujuan yang hendak dicapai yaitu perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan badan wakaf yang mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja anak-anak bersekolah, membuka sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri, menghidupkan kembali seni dan kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka mencapai kehidupan rakyat yang layak.


2)      Sarekat Islam (SI)

Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI adalah kooperasi, dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam.Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang lingkup pedagang, maka tidak memiliki anggota yang cukup banyak.Oleh karena itu agar memiliki anggota yang banyak dan luas ruang lingkupnya, maka pada tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam).Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat Islam berkembang pesat karena bermotivasi agama
Islam.

Latar belakang ekonomi berdirinya Sarekat Islam adalah:
a.       Perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina,
b.      Isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan  kekuatannya   dan
c.       Membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.


3)      Muhammadiyah 


            Organisasi ini didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tanggal 18 Nopember 1912 dengan tujuan :

·        Memajukan pengajaran dan pendidikan berdasarkan agama Islam,
·        Mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut peraturan
agama Islam yang diselaraskan dengan kehidupan modern.

Untuk mencapai tujuan itu maka dilakukan melalui cara :
Mendirikan, memelihara, dan membantu pendirian sekolah berdasarkan agama Islam,
Mendirikan dan memelihara masjid, langgar, poliklinik, dan rumah yatim dan kegiatan social
Menyebarluaskan ketentuan-ketentuan dalam agama Islam.

Dengan melihat kegiatannya, maka tampaklah bahwa Muhammadi
yah bukan organisasi politik. Hal inilah yang mempengaruhi perkembangan Muhammadiyah, meskipun pada awal-awal tahun perkembangannya kaum nasional kurang tertarik dengan Muhammadiyah karena tidak mau terjun ke dunia politik dan mau menerima bantuan dari Belanda.
.

4)      Indische Partij


Merupakan organisasi bercorak politik yang didirikan oleh Eduard Douwis Dekker (Danudirja Setiabudi) pada 25 Desember 1912.
Bertujuan membangun petriotisme semua indiers (orang lokal/indonesia) terhadap tanah air. Melalui karangan Douwis dekker yang di muat di majalah Het Tijdschrift dan de Express ia melancarkan propagandanya mengenai program “Hindia” untuk setiap gerakan politik yang sehat.
Organisasi yang secara tegas menyatakan bahwa bergerak dalam politik adalah Indische Partij yang didirikan oleh Tiga Serangkai yaitu :
o   E.F.E Douwes Dekker (Danudirjo Setyobudi)/Multatuli
o   Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantoro)
o   Cipto Mangunkusumo

Cita-cita IP disebarluaskan melalui surat kabar “De Express”, sedangkan program kerja IP adalah :
1.       Mempersiapkan cita-cita kesatuan nasional pergerakan,
2.       Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan,
3.       Memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antar agama yang satu dengan yang lain,
4.       Memperbesar pengaruh pro-Hindia di dalam pemerintahan,
5.       Berusaha mendapat persamaan hak bagi semua orang Hindia,
6.       Dalam hal pengajaran dan ekonomi, harus ditujukan untuk kepentingan ekonomi Hindia dan
7.       memperkuat mereka yang ekonominya lemah.

Dengan menyatakan diri sebagai organisasi politik, maka pemerintah Belanda kemudian melarang partai itu. Meskipun IP dibubarkan, semangat dari para pemimpinnya tidak pernah luntur, yaitu tampak dari keberanian Suwardi Suryaningrat yang menulis buku Seandainya Saya Orang Belanda yang berisi sindiran terhadap ketidakadilan di daerah jajahan. Demikian juga dengan Douwes Dekker yang menyatakan bahwa pemerintahan jajahan adalah bukan pemerintah, tetapi kelaliman yang merupakan musuh rakyat yang paling berbahaya. Karena kegiatan dari tokoh IP dirasa membahayakan pemerintah Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin IP dijatuhi hukuman buang/pengasingan dan mereka memilih negara Belanda.

           
5)      Gerakan Pemuda

Organisasi pemuda kedaerahan merupakan titik awal pertumbuhan bangsa dan awal dari proses integrasi nasional. Berikut adalah contoh dari gerakan pemuda.

v  Tri Koro Dharmo

Tri Koro Dharmo didirikan oleh Setiman Wirjosandjoyo, Suradi Wongsonegoro dan Soetomo pada tanggal 7 Maret 1915. Tujuan didirikannya Tri Koro Dharmo adalah sebagai tempat latihan calon –calon pemimpin bangsa atas dasar cinta tanah air.
Pada kongres pertamanya di Solo tahun1918 ada dua keputusan penting. Pertama, nama Tri Koro Dharmo di ubah menjadi Jong Java. Kedua, tujuan organisasi dipusatkan untuk membangun persatuan Jawa Raya.
Setelah ongresnya yang ke-8 pada tanggal 28 Desember 1925 – 2 Januari 1926 di B andung, Jong Java turut meningkatkan persatuan dan cita-cita Indonesia merdeka. Mulai kongres tersebut Jong Java praktis terjun ke politik.

v  Jong Sumatera Bond
Didirikan pada 9 desember 1917 di Gedung Volkslecture Jakarta oleh Pemuda-pemuda Sumatera yang ada di Jakarta. Tujuannya adalah untuk memperkokoh hubungan antar pelajar asal Sumatera.
Jong Sumatera Bond memiliki banyak anggota  yang tersebar di Bogor, Bandung, Sukabumi, Purworejo, Padang dan Bukittinggi. Dari hasil godokan Jong Sumtera Bond ini lahirlah pemimpin bangsa seperti Muhammad Yamin dan Muhammad Hatta. 

v  Ambon

Organisasi yang terbentuk adalah Wilhelmina, Ambonsch Studifonds, dan Ambon Bons. Orang Ambon di luar Ambon mendirikan Sarekat Ambon. Pimpinannya yang terkenal adalah A.J Patiy.

v  Minahasa dan Celebes

Pada tahun 1919 berdiri Jong Minahasa dan Jong Celebes. Keduua organisasi ini tidak begitu besar, tetapi dari pendirian organisasi ini muncul tokoh Minahasa yang terkenal yaitu Sam Ratulangi.

v  Sunda dan Betawi

Tahun 1920 berdiri organisasi pemuda Sunda di Jakarta dengan nama Sekar Rukun. Selain itu pemuda Betawi berhasil membentuk organisasi bernama Pemuda Betawi berada di bawah pimpinan Moh. Husni Thamrin.

v  Timor
Berhasil mendirikan Timorsche Verbond di Makassar pada tahun 1922. Pada tahun yang sama juga berdiri Bataks Bond yang merupakan pecahan Jong Sumatranen Bond.


6)      Organisasi Kepanduan

Jumlah organisasi pemuda yang semakin banyak mendorong munculnya keinginan untuk membentuk organisasi wadah kepanduan. Dibentuklah organisasi kepanduan diantaranya Javaansche Padvinders Organisatie (JPO), Nationale Islmaitische Padvinderij (NATIPY), dan Pandu Pemuda Sumatera (PPS).

Agar organisasi kepanduan ini bekerja semakin efektif di bentuklah Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI) yang merupakan gabungan dari organisasi kepanduan. Karena PAPI di anggap tidak dapat mengakomodasikan aspirasi seluruh organisasi yang ada di dalamnya, organisasi-organisasi fusi lain bermunculan. Tahun 1918 didirikan Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) sebagai jawaban atas keinginan membentuk wadah kerjasama yang bisa menjadi perekat semua organisasi kepanduan.

7)      Taman Siswa

Taman Siswa berdiri pada tanggal 3 Juli 1922 atas prakarsa R.M Suwardi Suryadinigrat yang lebih di kenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Tujuannya adalah untuk memajukan bidang pendidikan. 
Asas Taman Siswa di wujudakan dalam sistem among sebagai berikut.

1.      Mewajibkan guru-guru sebagai pemimpin berdiri di belakang, memberi kesempatan pada anak didik untuk berjalan sendiri. Inilah yang di sebbut Tut Wuri Handayani.
2.      Guru berada ditengah-tengah dan dapat membangkitkan pikiran. Yang serin g disebut dengan Ing Madya Mangun Karsa.
3.      Guru dapat memberi contoh bila berada di depan. Yang istilahnya adalah Ing Ngarso Tuladha.

Keluarnya Wilde Scholen Ordonantie atau Undang-Undang Sekolah Liar membuat perjuangan Taman Siswa mengalami hambatan. Bagi Taman Siswa, keberadaan UU ini berartimemasung kemajuan sekolah swasta. Taman Siswa berjuang agar UU ini dihapus. Perjuangan penghapusan UU ini didukung oleh beberapa organisasi lain, seperti PSII, PNI Baru, Boedi Oetomo, Muhammadiyah, Partindodan Permi. Perjuangan mereka berhasil, terbukti dengan dicabutnya UU Sekolah Liar pada tahun 1933.

8)      Partai Komunis Indonesia  

Keberadaan paham komunis di Indonesia tidak dapat dari nama seorang buruh Belanda bernama H.J.F.M Sneevliet yang masuk ke indonesia tahun 1913. Ia lalu mendirikan organisasi Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) tahun 1914 bersama J.A Brandsteder, H.W Dekeer dan P. Bergsma.

Dengan menggunakan strategi Infiltrasi atau block within, ISDV berhasil menyusup ke tubuh Sarekat Islam. Caranya dengan menjadikan anggota ISDV sebagai anggota SI dan sebaliknya. Taktik liannya adalah dengan cara merekrut pemimpin SI yang berpengaruh masuk ke ISDV.

Pada kongres ISDV 23 Mei 1920 nama ISDV di ubah menjadi Partai Komunis Hindia. Dan pada bulan Desember di ubdah lagi menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Setelah merasa makin mapan  dan besar, PKI mengadakan mengadakan pemberontakan yang di kenla dengan pemberontakan PKI 1926. Pemberontakan ini di rancang oleh tokoh-tokoh PKI seperti Sardjono, Budi Sutjipto dan Sugono. Pemberontakan yang terjadi di Jakarta itu secara serempak meluas ke daerah Jawa Barat,  Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera. Namun pemberontakan tersebut berhasil di tangani. Banyak pengikut PKI yang di buang ke Tanah Merah, Dugul, dan Papua. Akhirnya PKI dinyatakan sebagai partai terlarang.

9)      Perhimpunan Indonesia

Dalam tahun yang sama lahirnya Boedi Oetomo, terbentuk pula perkumpulan dengan nama Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia) yang bergerak di bidang sosial.

Orientasi perkumpulan Indische Vereeniging setelah kedatanga tokoh 3 serangkai Douwes Dekker, dr Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryadiningrat. Mereka berhasil mengubah perhimpunan yang dulu berorientasi sosial sekarang menjadi orientasi politik. Asas Indische Vereeniging yaitu:

§  Penentuan nasib sendiri
§  Perjuangan mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri.
§  Bangsa Indonesia harus bersatu melawan penjajah.


10)  Partai Nasional Indonesia (PNI)

Perserikatan Nasional Indonesia mempunyai hubungan yang erat dengan Perhimpunan Indonesia karena sama-sama memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, pengurus Perserikatan Nasional Indonesia berasal dari orang-orang. Anggaran dasarnya juga diambil dari anggaran PI.

Pada kongres PNI pertama di Surabaya 27-30 Mei 1928 dibicarakan rencana kerja dan anggaran dasar PNI. Kongres juga memperkukuhkan Ir. Soekarno sebagai ketua PNI. Nama Perserikatan Nasional Indonesia di ubah menjadi Partai Nasional Indonesia.

Kemajuan yang di capai PNIO dalam waktu singkat dan sifatnya non-kooperatif sangat menceaskan pemerintah Belanda. Kekhawatiran pemerintah Belandanmakin bertambah setelah mendengar Isu bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan pada 1930. Untuk mengantisipasinya, pemerintah Belanda mengadakan penangkapan dan penggeledahan terhadap tokoh-tokoh PNI. Pada 29 Desember 1929Ir. Soekarno dan kawan-kawannya di tangkap di Yogyakarta dan di bawa ke Bandung. Ir. Soekarno membela diri dengan memv=bacakan tulisannya yang terkenal “ Indonesia Menggugat”. Dalam pidato pembelaannya, Soekarno mengakatan “Kini sudah semakin jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan kaum intelektual dan komunis saja, tetappi merupakan aksi umum yang wajar dari rakyat jajahan yang di dalam batinnya telah menderita. Revolusi Indonesia adalah revolusi zaman sekarang, bukan revolusi sekelompok kaum intelektual tetapi revolusi bagian terbesar dari rakyat dunia yang terbelakang di diperbudak.” Para pemimpin PNI akhirnya di jatuhi hukum penjara dengan dakwaan  melakukan perbuatan mengganggu ketertiban dan menentang pemerintah.

Penangkapan Ir. Soekarno membuat kaum nasional merasa sangat terpukul. Oleh sebab itu pada kongres luar biasa di Jakarta April 1931 PNI akhirnya di bubarkan. Hal iitu dilakukan demi keselamatan anggotanya.

Mantan anggota PNI mendirikan Partai Indonesia (Partindo) pada 1 Mei 1931 dengan ketuanya Sartono. Sementara Moh Hatta, Sutan Sjahrir dkk mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia.


11)  Gerakan Wanita

Lahir gerakan emansipasi yang di pelopori R.A Kartini. Berbagai perkumpulan pun berdiri seperti Keoetamaan Isteri yang di asuh oleh Dewi Sartika. Selain itu ada sekolah Kartini di Bogor, Cirebon, Indrmayu, Semarang, Madiun, Rembang, Surabaya dan Pekalongan. Salah satu organisasi kewanitaan paling tua adalah Putri Mardika yang berdiri tahun1912.

Kehadiran berbagai organisasi kewanitaan ini memperkuat kesadaran kaum wanita untuk membantu terbentuknya suatu bangsa. Hal in terbukti dengan di selenggarakannya Kongres Perempuan 1 di Yogyakarta pada tahun 1928 dan Kongres Perempuan 2 di Jakarta pada 22Desember 1930. Tanggal tersebut kemudian dikukuhkan sebagai Hari Ibu.


12)  Permufakatan Perhimpunan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)

PPPKI dibentuk di Bandung pada tanggal 17 - 18 Desember 1927. Beranggotakan organisasi-organisasi seperti Partai Sarikat Islam Indonesia ( PSII ), Budi Utomo, PNI  Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kaum Studi Indonesia.

PPPKI mengadakan kongres pertama di Surabaya 30 Agustus – 2 September 1928. Wakil-wakil partai politik berharap  bahwa kongres tersebut merupakan permulaan era baru bagi gerakan kebangsaan. Soetomo terpilih sebagai ketua Majelis Pertimbangan PPPKI. Organisasi ini mengalami guncangan setelah PNI bubar dan melahirkan dua partai baru yakni Partindo dan PNI baru. Keberadaan dua partai baru ini kemudian memperlemah posisi PPPKI.
Tujuan dibentuknya PPPKI yaitu:
1.       Menghindari perselisihan diantara anggota-anggotanya
2.       Menyatukan organisasi, arah, serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia; dan
3.       mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia
4.       Pembentukan organisasi PPPKI sebagai ide persatuan sejak awal mengandung benih-benih
a.       kelemahan dan keretakan.Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan keretakan tesebut.

Akhirnya, PSI yang sudah berganti nama menjadi Partai Sarekat Islamm Indonesia (PSII) mengundurkan diri dari PPPKI tahun 1930.


13)  Kongres Pemuda

Berbagai organisasi kepemudaan mengadakan kongres pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926. Kongres tersebut dihadiri oleh wakil-wakil dari berbagai organisasi kepemudaan.
Tujuan dari kongresnya   :

1.      Membentuk badan sentra   organisasi kepemudaan
2.      Memajukan paham persatuan kebangsaan
3.      Mempererat hubungan antar seluruh perkumpulan kepemudaan bangsa.

Kongres Pemuda 1 ini menerima dan mengakui cita-cita persatuan Indonesia walaupun rumusannya belum jelas. Kongres Pemuda 2 berlangsung tanggal 26-28 Oktober 1928 dan di hadiri oleh kurang lenbih 750 pemuda yang berasal dari organisasi kepemudaan Indonesia.  Kongres ini melahirkan semangat nasionalisme yang lebih tinggi dari kengres kepemudaan sebelumnya. Utusan para pemuda mengucapkan sumpah “Satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.” Dalam upacara penutupan, dinyanyikan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman. Simbol persatuan adalah pengibaran bendera merah putih yang di iringi lagu nasional Indonesia Raya.

Pernyataan dalam Sumpah Pemuda itu merupakan perwujudan dari identitas nasional. Rumusan itu menjadi pemersatu dalam tekad melawan penjajah Belanda dan meraih rangka kemerdekaan. Cita-cita dan tekad itu menjadi kenyataan setelah dua dasawarsa kemudian.


14)  Partai Indonesia Raya (Parindra)

Di Surabaya terdapat kelompok studi Indonesia yang banyak berjasa dalam  pergerakan nasional khususnya di daerah Jawa Timur. Melalui surat kabar, mereka mengkritik perpecahan yang terjadi di berbagai organisasi pergerakan kebangsaan. Penyebab perpecahannya adalah perbedaan pendapat apakah akan mengambil sikap kooperatif atau nonkooperatif dalam memperjuangkan cita-cita kebangsaan.

Kelomppok studi ini kemudian mengubah nama menjadi Persatuan Bagsa Indonesia (PBI) pada tahun 1930. Persatuan Bangsa Indonesia memiliki arah bidang pollitik dengan sasaran masyarakat pedesaan dan menjalin kerjasama dengan Boedi Oetomo, Serikat Celebes, Serikat Sumatera, Ambon, serta Perkumpulan Kaum Betawi. Mereka kemudian melebur dan membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra) dengan ketuanya Soetomo. Bergabung pula tokoh pergerakan nasional lainnya seperi Husni Thamrin, K.R.M.H Wuryaningrat dan Sukarjo Wiryopranoto.

Parindra mempunya tujuan membentuk Indoensia yang sempurna dan Mulia. Organisasi ini memberi jalan kooperatif. Tujuannya untuk menghindar agar jangan sampai di bubarkan pemerintah kolonial Belanda.

15)  Gabungan Politik Indonesia (GAPI)

Pada tanggal 21 Mei 1939. Husnni Thamrin mendirikan federasi GAPI. Pembentukan GAPI didasari beberapa alasan sebagai berikut:

1.        Kegagalan  Petisi Sutardjo
2.        Kegentingan internasional akibat timbulnya fasisme
3.        Sikap pemerintah kolonial Belanda yang tidak memperhatikan kepentingan bangsa Indonesia.


GAPI lahir sebagai hasil kesepakatan antara organisa-organisasi seperti PSII, Gerindo, PII, Pasundan, Persatuan Minahasa, dan Partai Katolik. Kesepakatan  juga menghasilkan rumusan bahwa organisasi-organisasi anggotanya tetap memiliki otonomi melaksanakan programnya masing-masing. Jika timbul perselisihan antar partai, GAPI akan bertindak sebagai juru damai

Saturday, 14 May 2016

Cerpen Romantis 17+ "BESIDE YOU"

Apalah arti sebuah TULISAN, yang penting PENILAIAN..
Like dan Review cerpen ini..

Open Request untuk cerpen selanjutnya >>



BESIDE YOU



Di pagi hariku, semuanya terasa baru, terasa lebih indah dan juga nyaman. Ku buka mata perlahan, ku sesapi aroma yang selama ini membuatku hampir gila. Bukan aroma menu sarapan maupun segelas susu coklat panas, melainkan sesuatu seperti lipstik yang begitu  “mewah”. Terbaring disampingku bagaikan malaikat kehilangan sayapnya. Ku amati setiap detilnya hingga memenuhi mataku. Pikirankupun teringat pada hal yang telah terjadi semalam. Ya, begitu “indah”, pikirku.

Hari ini sepertinya matahari masih malu ‘tuk keluar dari tempatnya. Perlahan aku turun dari ranjang yang belum pernah kutiduri kecuali semalam, berjalan perlahan dengan pakaian seadanya; hanya tenktop maroon dan hot pants hitam yang untungnya masih melekat di tubuh ini.
Kemudian ku buka tirai jendela, membiarkan sinar matahari masuk kamar yang masih gelap ini. Kunikmati hangat pancaran sinarnya seraya tersenyum dan berkata “indanya cuaca hari ini”.

Karna terbuai akan kehangatannya, tak kuperhatikan ternyata ada sepasang tangan dengan gelang perak disebelah kiri telah menyusup diantara pinggangku dan mengaitkannya disana. Kusesapi lagi aromanya, siapa lagi kalau bukan orang yang memelukku semalam.

“ udah bangun?” tanyaku sambil melirik sedikit kearahnya.
“ hhmmm” sembari menyenderkan dagunya di pundak kiriku dengan
  mata masih setengah terpejam dan tersenyum kecil.

Pelukannya begitu erat. Dadanya yang bidang menghangatkan bagian belakang tubuhku. Dengan posisi masih membelakanginya, kuusap wajahnya dengan tangan kiriku.
“ Nad ?
“ hhmm...
“ Aku senang
“ kenapa ?
“ karena saat aku bangun, kamu ada tepat didepanku. Tanpa jarak
  yang selama ini menghalangi hasratku ‘tuk memeluk mu.”
“ kalau begitu lampiaskanlah semua yang menahanmu”.

Perlahan ku berbalik menghadap dirinya, menatap jauh kedalam matanya, mata yang selama ini telah menghipnotisku. Fokusku terkadang berpindah ke bibirnya yang seperti cherry itu, bahkan itulah bagian yang sering aku perhatikan saat masih memendam rasa padanya.

Kemudian ia belai rambut diwajahku. Ia tersenyum tipis namun hangat. Ditariknya wajahku dan didekatkan ke bibirnya. Kunikmati setiap bagiannya, ku kecap rasa dari bibir indahnya. Semanis rasa rokok yang memberikan rasa dibibir itu. Begitu lama kami melakukannya karena merasa tak ada lagi yang bisa menghentikan kami. Tanganku menggantung di lehernya menikmati permainan yang ada. Sedangkan tangannya menjelajahi seluruh bagian indah tubuhku.

Setelah 2 menit, kamipun terhenti dan akupun berakhir di pelukannya. Dikecupnya keningku dan rambutku yang tergerai di dadanya.
       “Don’t hide anymore. Stay with me, please!”

Allahu akbar, Allahu akbar” lirih suara adzan diseberang sana.
Astaga, mimpi ternyata. Bahkan terlalu nyata untuk disebut mimpi. Bagaimana bisa? Ahh, dasar Jones, disaat ekspektasi memenuhi dunia kami dan realita tak berharap kami ada untuk cinta.

Shalat subuh. Bersih-bersih; nyuci, mandi, sarapan; hari yang cukup normal bukan. Sangat sedikit kejutan, terutama kejutan yang indah.

Kelas pagi memang sedikit melelahkan dan membosankan. Bukankah otak manusia butuh setidaknya ice-breaking  ataupun intermezzo? Kebanyakan dosen hanya memberi kami kuliah sesuai jurusan kami. Ilmu pengetahuan dan hafalan. Bahkan aku yakin, mereka tidak tahu apa gunanya itu semua dikehidupan sekarang dan yang akan datang.  Disaat terjebak oleh Dosen, kuambil headsetku lalu kugulirkan tombol ke lagu ‘Not With Me’. 
“You make me so alive. You give the best for me, love and fantasy. And I never feel so lonely ‘cause you always here with me. Always here with me.”

Itulah lagu tempatku kembali. Bukti cintaku. Betapa aku menganggapnya bukan hanya sebagai pelampiasan nafsu semata, tapi sebagai seseorang yang selalu aku rindukan disetiap detik, selalu aku pikirkan disetiap saat, selalu aku temani disetiap waktu dan aku akan selalu disampingnya saat ada hal kecil yang ia butuhkan dimana saja.

Menyuapinya kue ulang tahunku, meminjamkannya jaket saat ia kedinginan, memberinya pena untuk menulis, membelikannya minum karena cuaca hari itu panas, membawakan tasnya bahkan berbagi donat yang sudah kugigit sisinya agar dia bisa sarapan. Hal-hal semacam itulah yang terus aku jaga hingga saat nanti, sampai kelak ada seseorang yang bisa memberimu hal yang lebih besar dan lebih banyak lagi.

Sampai aku ingat bagian yang hilang,

“Aku tidak bersembunyi. Aku hanya takut bukan dirimu yang aku lihat saat aku keluar, tapi orang lain. Orang yang nantinya akan membuatku menyesal karena telah mencintaimu.
Aku tidak bersembunyi. Aku ada tepat dibelakangmu. Saat apa yang ada didepanmu begitu menakutkan, kau tidak perlu berjalan mundur. Berbaliklah dan aku akan berdiri disampingmu.
Aku tidak bersembunyi. Aku hanya ingin melihatmu bebas. Bebas melakukan apa yang ingin kau lakukan. Bebas menentukan pilihanmu dan  begitu juga dengan diriku.”
Aku tidak akan bersembunyi, karena semua orang perlu tahu bahwa :
“Aku Mencintaimu” diapun tersenyum dan pelukannya semakin erat.


**Tamat**


Friday, 13 May 2016

Cerpen Bertema 'Keluarga'

RUMAH TIGA PINTU

“Hanya memiliki satu Ayah, satu Ibu dan satu Adik, sayang sekali jika tidak di bahagiakan”. Hal-hal semacam itulah yang terlihat dari seorang gadis, anak pertama dari keluarga itu.

Hidup dizaman yang mementingkan segalanya diatas nama ‘hak’ dan ‘kebahagiaan’, kurasa dia tidak hidup dizaman tersebut. Usianya memang belum menginjak ‘kepala 2’ ditambah lagi statusnya yang masih seorang pelajar. Namun, cita-cita besarnya hanya satu, yaitu menjadi guru Bahasa Inggris di Jepang.

Disebuah kamar kecil yang diisi dengan rak etalase, meja kayu lengkap dengan berbagai alat elektroniknya yang setiap hari tidak pernah diam, menghasilkan tulisan-tulisan karya ilmiah milik orang lain. Kadang kulihat dia kewalahan dengan semua itu, namun apa daya, “itulah profesionalisme” katanya.

Lima hari dalam seminggu, dia sempatkan untuk mencari ilmu. Berkutat dengan buku-buku pelajaran, perpustakaan dan laptop merah kesayangannya yang hampir selalu terlihat bersamanya. ‘Kana’, begitulah orang-orang menyapanya. Siang itu sepulang kuliah, “ Ka, apa setelah ini kamu langsung pulang?” tanya seorang teman. “Iya. Aku masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan.” jawabnya. “ Wah... sayang sekali. Baiklah. Sampai jumpa besok.” balasnya sambil berlalu menuju tempat parkir.

Matahari masih terlihat berseri diatas sana, walaupun jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Berpacu dengan ‘bebek besi’ hijaunya yang ugal-ugalan layaknya angkot yang sedang kejar setoran, 15 menit kemudian Kanapun sudah sampai dirumahnya. “Assalamu’alaikum” ucapnya sambil berlari kedalam rumah. “Wa’alaikumsa, ...” belum selesai balasan dari Ibunya. “crek, crek, crek, crek, crek, criekkk..” bunyi mesin pencetak memenuhi kamarnya.

Malam itu adalah malam yang begitu panjang baginya. Kertas HVS dimana-mana, buku-buku yang ia pinjam dari perpustakaanpun ikut membuat kamar yang kecil itu menjadi sesak dan berantakan.
“Kemarin, setelah pulang kuliah, aku dan Ibuku ke sawah dan ke ‘kali’, mencari sesuatu yg bahkan orang lain pikir mungkin ‘jijik’ untuk memakannya. Keong. Disana kami ngobrol seperti kebiasaan perempuan yg suka ‘gosip’. Aku menceritakan bagaimana kuliahku hari ini, ngomongin dosen yg gak aku suka, UASku, sampai pengalaman keujanan saat berangkat ke kampus. Kami 2 org wanita yg sederhana. Kemudian kami memisahkan daging dari kulitnya, hingga memasaknya untuk dinikmati sekeluarga. Semua dilakukan berdua. Sambil menghafal tugas ‘Irregular Verbs’ di sore hari, sedikit gerimis dan nyamuk dimana-mana, karna kami berada diluar, deket kebon. Bau amis pula. Mungkin ini lebih baik daripada ucapan, cium, peluk atau bermanja2 ria. Karna, banyak ‘hal berarti’ yg setidaknya bisa kita lakukan, bukan hanya untuk ‘hari’ ini, tapi seterusnya. Selamat Malam.” tulisnya dibuku hariannya.

“KANAAA, JAM BERAPA INIII..” teriak seorang wanita yang tidak asing ditelinganya. “ Ya Tuhan... (dalam hati). (Gubrak...)” terperanjat dari tempat tidur.
Kemudian dilihat ibunya yang berjalan kesana-kemari, muka kesal juga tak lepas dari dirinya. Kana yang melihat itupun langsung mengambil apa yang dia kira bisa ia kerjakan, tapi apapun yang bisa ia lakukan hanyalah dengan sapu, spoons, serta knob mesin cuci, bukan dengan ulekan, wajan, minyak ataupun bumbu dapur. Menyesal, pastilah sudah ada dalam hatinya. Merasa tidak berguna, itulah perasaanya.

Dikerjakannya hal-hal yang ia bisa. Bahkan jarum jam yang sudah lewat di pukul 7 pagi bukan alasan baginya untuk segera mandi dan berangkat kesekolah. Dia hanya berharap bahwa dosen pagi ini akan berbaik hati mengizinkannya masuk kelas dan mengikuti kuliah seperti biasanya. “I’m sorry mam, I come late” ucapnya begitu sampai dikelas. “Sit down, please” jawab sang dosen.

Itulah Kana. Pendidikan memang segala-galanya baginya. Dia yakin dengan pendidikan, tidak ada orang lagi yang akan menghinanya dengan kalimat “Kamu kok jelek banget sih” atau “Memang kamu bisa apa”. Kadang juga dengan cara yang sedikit halus, pamer dihadapannya dengan gadget harga jutaan, pakaian branded edisi terbatas maupun riasan cantik bak selebritis yang mengisyaratkan; “Kamu itu bukan apa-apa. Orang sepertimu tidak akan bisa lebih baik dari kami. Betapa bodohnya kamu, harusnya kamu manfaat saja harta orang tuamu itu. Bersenang-senanglah seperti kami. Tcihh.. katanya anak kuliahan, tapi otakmu masih seperti anak kampungan” begitulah kira-kira.

Tapi, bukan Kana namanya jika mudah terpengaruh omongan orang. Dia lebih bahagia menikmati uang recehan yang ia hasilkan sendiri untuk kebutuhannya, daripada mengais setiap rupiah hasil jerih payah orang tuanya hanya agar terlihat tidak ‘kampungan’.
Siang harinya ia nampak berjalan ke perpustakaan. Namun, ternyata bukan di barisan rak buku maupun meja baca ia berhenti, melainkan disebuah kursi yang dimejanya terdapat komputer. Dia bilang itu jauh lebih baik daripada mengahabiskan kuota internetnya. “Siang mbak Kana. Pasti mau pake komputernya lagi kan?” sapa petugas perpustakaan. Dalam hatinya dia berkata, “Wahh.. paham benar ibu ini”, “Oh, iya bu. Komputernya ada? balasnya dengan malu-malu. “Ada, disana mbak. Silahkan” jawab ibu itu sambil mempersilahkannya.

Diambilnya satu per satu file dari internet kemudian ia masukkan ke flashdisk miliknya. File tersebut nantinya masih akan diolah atau diedit di rumah. Kuliah hari ini berlanjut hingga sore hari. Disaat mata yang lain merem-melek memperhatikan dosen yang entah membicarakan apa didepan sana, sepasang mata Kana justru melihat kearah lain. Dilihatnya sesosok pria mungil yang tengah duduk  di bangku paling pojok dengan mata berbinar-binar. Dia sudah melakukannya sejak hari pertama kuliah dimulai. Tidak sulit baginya untuk bilang bahwa dia mencintainya, hanya saja dia lebih suka mengungkapkannya dengan cara yang lain, yang tidak semua orang mengerti, kecuali si dia. “I think enough for today, bye-bye and see you next week”. Itulah kata-kata paling indah yang keluar dari mulut dosen ketika hari mulai gelap dan otak mulai lelah.

Ditutupnya kuliah hari itu dengan para mahasiswa yang saling mendahului agar bisa cepat-cepat pulang kerumah, ke kosan ataupun mereka yang harus menggunakan otak mereka lagi untuk bekerja seperti Kana.

Tepat jam 5.30 sore, setelah melewati jalanan yang macet kemudian daerah pedesaan yang sedikit gelap ditambah lagi dengan jalan yang belum bisa dibilang layak, gadis itu akhirnya tiba dirumahnya. Tempatnya berbagi cerita, tempatnya mengeluh dan menemukan pelipur yang disebut dengan ‘kasih sayang’.

Tiba-tiba, pemandangan yang paling ia hindari datang. Halaman rumah yang bersih, tidak ada piring kotor maupun pakaian yang tertinggal dijemuran. Begitu ia masuk, ternyata ibunya sedang membersihkan lantai setiap ruangan di rumah itu. Dengan tas yang masih menempel dipunggungnya, dihampirilah ibunya. Dia ambil alih sapu ditangan ibunya sambil berkata, “Sini mak, biar Kana yang bersihkan”. “Sudahlah, tidak usah” jawab ibunya seraya mengambil kembali sapu ditangan Kana. Ada rasa kecewa di raut wajah sang ibu.

Kana lalu menjelaskan bahwa kuliah hari ini sampai sore, namun ibunya masih saja menggerakkan sapu itu kesana kemari seakan tidak ada orang lain dirumah itu. Dia tahu ibunya marah, kesal dan kecewa dengannya karena ia tidak melakukan pekerjaan rumahnya sore ini ditambah lagi kejadian tadi pagi. Tapi sungguh, itu bukan kemauan Kana. Sialnya, malam itu listrik padam. Ibu, ayah dan adiknya, semuanya berkumpul diruang tengah bagaikan keluarga yang sudah bahagia walau tanpa kehadiran anak pertama. Kana yang sedari tadi hanya mengurung diri dikamarpun langsung keluar.
Suasana remang-remang diruang keluargapun tiba-tiba menjadi terang kala diterangi lilin bertuliskan “43” diiringi nyanyian “Selamat ulang tahun kami ucapkan. Selamat panjang umur kita ‘kan doakan. Selamat sejahtera, sehat sentosa. Selamat panjang umur dan bahagia”.

Kejutan malam itu benar-benar membuat ibunya terkejut. Ayahnya tahu bahwa Kana memang anak yang pemalas dan tidak secantik anak yang lain, namun ia tahu bahwa dia bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan hanya dengan kecantikan dan sikap rajin saja.

Suasana remang-remang setelah lilin ditiup pun tidak bisa menyembukan air mata bahagia ibunya. Diciumnya kening ibunya dan dikedua pipinya. “Kana do’ain semoga ibu panjang umur, sehat terus ya sampai nanti Kana lulus kuliah dan jadi orang sukses seperti yang ibu harapkan. Kana janji bakal belajar yang bener dan nurut sama ibu dan bapak”. Namun kenyataannya justru kata-kata itu membuat airmata ibunya semakin tak tertahan.

Malam itu semuanya bahagia. Tidak sia-sia setiap hari ia bekerja keras, dirumah, disekolah, hanya untuk membelikan kado ulang tahun paling indah untuk ibunya. Bahkan ia rela pulang larut untuk membelikan kue ulang tahun yang paling lezat untuk ibunya yang tersayang.

Maka benar saat ia berkata, “hanya memiliki satu Ayah, satu Ibu dan satu Adik, sayang sekali jika tidak di bahagiakan”. Kalimat itulah yang menjadi motivator dan petunjuk jalan kala ia tersesat, yang akan selalu membawanya pulang ke rumah yang disebut keluarga.



*** Tamat ***